Umrah merupakan ibadah mulia yang terbuka bagi seluruh umat Islam, termasuk muslimah. Namun, perempuan memiliki sejumlah ketentuan dan etika khusus selama menjalankan ibadah ini. Artikel ini menyajikan panduan lengkap umrah untuk perempuan — mulai dari syarat sah, tata cara berpakaian, hingga tips agar perjalanan lebih nyaman dan aman.
1. Syarat Umrah Bagi Muslimah: Mahram, Niat, dan Adab Khusus
Salah satu syarat penting umrah untuk perempuan adalah kehadiran mahram bagi perjalanan jarak jauh. Mayoritas ulama mewajibkan perempuan ditemani mahram saat umrah, meskipun sebagian ulama kontemporer memperbolehkan tanpa mahram jika keamanan dan rombongan terjamin.
Poin penting yang wajib diperhatikan:
- Niat Umrah: Dilafalkan saat miqat, dengan niat dalam hati: “Labbaika Allahumma ‘umrah”. Tidak perlu dinyaringkan, cukup terdengar oleh diri sendiri.
- Etika selama umrah: Menundukkan pandangan, menjaga aurat, bersikap santun, tidak bersolek mencolok, dan menjaga suara agar tidak keras di tempat umum.
- Fokus spiritual: Perbanyak zikir dan doa, hindari pembicaraan sia-sia selama dalam keadaan ihram.
2. Pakaian Ihram Perempuan: Syar’i, Nyaman, dan Tidak Mencolok
Untuk perempuan, ihram tidak diwajibkan mengenakan pakaian khusus seperti laki-laki. Namun, ada aturan berpakaian yang harus diperhatikan agar ibadah tetap syar’i dan nyaman. Pakaian ihram muslimah sebaiknya longgar, tidak transparan, dan menutupi seluruh tubuh, kecuali wajah dan telapak tangan. Warna pakaian boleh bervariasi, seperti hitam, abu-abu, atau cokelat, selama tidak mencolok.
Selama mengenakan ihram, perempuan tidak dianjurkan memakai cadar atau sarung tangan, meskipun jilbab panjang yang menutupi leher dan bahu diperbolehkan. Gunakan sandal atau sepatu ringan yang menutup mata kaki, nyaman untuk melakukan thawaf dan sa’i. Agar tetap nyaman di suhu panas Makkah dan Madinah, disarankan membawa pakaian cadangan dan memilih bahan yang mudah menyerap keringat.
3. Adab Perempuan Saat Thawaf dan Sa’i: Aman dan Terkendali
Thawaf dan sa’i merupakan rangkaian ibadah yang menuntut kesiapan fisik sekaligus ketenangan hati. Bagi muslimah, menjaga kenyamanan dan keamanan selama melaksanakan ibadah ini sangat penting agar fokus pada doa dan dzikir tetap terjaga.
Beberapa panduan dapat membantu perempuan menjalani thawaf dan sa’i dengan aman. Hindari berdesakan di sekitar Hajar Aswad atau Multazam, terutama saat jamaah sedang padat. Pilih jalur luar atau lantai atas untuk mendapatkan ruang lebih lega dan aman. Lintasan khusus perempuan antara Shafa dan Marwah juga dapat dimanfaatkan untuk kenyamanan tambahan. Waktu pelaksanaan saat suasana sepi, misalnya setelah Dhuha atau menjelang tengah malam, akan lebih kondusif. Tidak perlu terburu-buru atau berjalan cepat seperti laki-laki. Berthawaf bersama rombongan perempuan dari kelompok sendiri juga menambah rasa aman dan keteraturan, sehingga ibadah bisa dilakukan dengan tenang dan terkendali.
4. Lokasi Salat Khusus Perempuan dan Tips Hindari Keramaian
Masjidil Haram dan Masjid Nabawi menyediakan area salat khusus bagi perempuan, sehingga jamaah muslimah dapat beribadah dengan nyaman dan khusyuk. Di Masjidil Haram, akses masuk utama bagi perempuan melalui Bab Malik Fahd dan Bab Umrah, dengan area salat tersedia di lantai dasar maupun lantai atas. Sementara itu, di Masjid Nabawi, perempuan dapat memasuki masjid melalui Bab Umi Salamah dan Bab 25, termasuk untuk mengunjungi Raudhah sesuai jadwal yang ditentukan melalui aplikasi Nusuk.
Untuk kenyamanan salat, disarankan membawa sajadah lipat dan semprotan wudhu, menghindari area jalur lalu lalang jamaah, serta memilih lokasi yang tenang saat menunggu waktu salat berikutnya. Perlengkapan seperti Al-Qur’an, tasbih, dan air minum sebaiknya disimpan dalam tas kecil agar mudah dijangkau tanpa mengganggu jamaah lain. Dengan memahami akses dan tips ini, perempuan dapat menjalankan ibadah di Tanah Suci dengan lebih fokus dan tenteram.
5. Kisah Jamaah Muslimah: Umrah yang Mengubah Hati
Perjalanan umrah bukan sekadar menjalankan ritual, melainkan pengalaman spiritual yang mendalam, menguatkan jiwa, dan menumbuhkan kedekatan dengan Allah. Banyak jamaah perempuan Indonesia merasakan transformasi batin selama ibadah.
Nurul, seorang guru dari Bandung, mengaku terharu saat thawaf pertama; melihat Ka’bah membuat hatinya terasa kecil di hadapan Allah, seolah semua beban hidup luruh. Lina, ibu rumah tangga dari Yogyakarta, menceritakan bagaimana cuaca panas dan antre panjang menguji kesabaran, namun meninggalkan hati yang lebih tenang dan kuat. Rina, mahasiswi Jakarta, merasa terlindungi dalam rombongan perempuan, saling membantu dari antrean makanan hingga menjaga posisi saat salat, menciptakan rasa aman dan nyaman sepanjang perjalanan.
1 Komentar
Panduan Umrah bagi Lansia: Ringan, Aman, dan Khusyuk | Umrah Bersamamu
September 4, 2025 pukul 7:21 am[…] Baca Juga : Umrah untuk Perempuan: Panduan Lengkap, Etika, dan Tips Aman 2025 […]