Bagi banyak muslim di pelosok negeri, umrah masih terasa seperti mimpi jauh—ibadah yang mahal, rumit, dan hanya untuk orang tertentu. Namun di sisi lain, keinginan untuk bisa mencium Hajar Aswad, sujud di depan Ka’bah, dan berdoa di Multazam tumbuh dalam hati masyarakat yang sederhana sekalipun. Maka sudah saatnya manasik umrah tidak hanya jadi kegiatan persiapan teknis bagi yang akan berangkat, tapi juga menjadi modul dakwah terbuka yang bisa membangkitkan semangat, mengedukasi, dan membuka jalan impian bagi banyak orang.
1. Umrah sebagai Mimpi Banyak Muslim, tapi Masih Asing Prosesnya
Di banyak lingkungan masyarakat, terutama di kampung-kampung atau kota kecil, umrah adalah cita-cita yang diidamkan, tetapi prosedurnya masih asing. Banyak yang belum tahu:
- Apa perbedaan rukun, wajib, dan sunnah umrah
- Apa itu ihram, miqat, dam, dan thawaf
- Bagaimana cara menabung dan memilih travel terpercaya
Karena informasi belum menjangkau mereka secara utuh, banyak calon jamaah ragu, khawatir ditipu, atau takut tidak mampu secara fisik dan mental. Di sinilah manasik berperan bukan sekadar pembekalan bagi yang akan berangkat, tapi sebagai jendela pertama mengenalkan keindahan ibadah umrah kepada masyarakat luas.
2. Manasik Umrah Terbuka untuk Umum: Edukasi Gratis
Beberapa travel umrah mulai melangkah maju dengan mengadakan manasik terbuka untuk umum secara gratis. Formatnya bisa seperti:
- Simulasi tawaf dan sa’i menggunakan alat bantu visual
- Kajian singkat tentang keutamaan umrah
- Tanya jawab seputar biaya, syarat, dan persiapan
- Sesi testimoni dari jamaah yang sudah pernah berangkat
Manasik terbuka ini bukan hanya membentuk pengetahuan, tapi juga membangkitkan emosi dan spiritualitas, menjadikan masyarakat yang tadinya pasif menjadi punya semangat dan niat nyata untuk mulai menabung dan mempersiapkan diri.
3. Strategi Travel Mengundang Masyarakat Umum dalam Simulasi
Agar manasik umum lebih berdampak, travel dapat menerapkan strategi berikut:
- Bekerja sama dengan masjid atau majelis taklim setempat
- Mengundang RT/RW dan tokoh masyarakat sebagai pembuka acara
- Memberikan hadiah atau doorprize berupa voucher potongan umrah
- Menyediakan sesi konsultasi keuangan dan jadwal umrah reguler
Dengan pendekatan ini, acara manasik bukan lagi acara eksklusif untuk jamaah terdaftar, tapi menjadi event edukatif sekaligus dakwah komunitas yang dinantikan warga sekitar.
4. Manasik di Kampung dan Gang Sempit: Mengangkat Harapan
Ada banyak cerita mengharukan dari manasik yang digelar di gang sempit atau halaman masjid kecil. Di sana:
- Anak-anak belajar menyebut “Ka’bah” dan “Hajar Aswad” dengan kagum
- Ibu-ibu menangis saat memegang replika Ka’bah untuk pertama kalinya
- Warga yang awalnya skeptis mulai bertanya: “Kalau saya ikut arisan umrah, bisa nggak tahun depan berangkat?”
Manasik menjadi pemantik harapan. Bukan hanya acara simulasi, tetapi momentum membuka pintu spiritualitas bagi orang-orang yang tadinya merasa mustahil berangkat ke Tanah Suci.
5. Testimoni: Setelah Manasik, Tumbuh Niat Serius Umrah
Banyak travel melaporkan bahwa setelah kegiatan manasik terbuka:
- Muncul banyak pendaftar baru yang sebelumnya tidak berani
- Jamaah mulai mengajak tetangga atau keluarga untuk ikut
- Jamaah lansia lebih percaya diri setelah mencoba simulasi fisik
Testimoni seperti ini menunjukkan bahwa dakwah tidak harus lewat ceramah panjang—bisa juga lewat sentuhan pengalaman. Sekali orang merasakan getar hati saat memegang kain ihram atau mencium miniatur Ka’bah, semangat untuk benar-benar berangkat bisa tumbuh dengan sendirinya.
6. Peran Tokoh Masyarakat dalam Memfasilitasi
Tokoh masyarakat seperti ketua RT, pengurus masjid, atau guru ngaji memiliki peran penting sebagai fasilitator. Mereka bisa:
- Membuka pintu kerja sama dengan travel
- Mengajak warga ikut manasik dengan pendekatan kekeluargaan
- Menjadi penghubung informasi, termasuk jika ada program cicilan atau tabungan umrah
Dengan melibatkan mereka, program manasik akan lebih dipercaya dan lebih merata penyebarannya. Selain itu, semangat kolektif warga akan lebih kuat jika dipimpin oleh figur yang mereka hormati.