Mekkah adalah kota suci yang dipenuhi dengan keutamaan spiritual dan tempat-tempat mustajab untuk berdoa. Ribuan bahkan jutaan jamaah dari seluruh dunia datang ke kota ini dengan harapan doanya dikabulkan langsung oleh Allah ﷻ. Rasulullah ﷺ sendiri menyampaikan bahwa terdapat tempat-tempat istimewa di Tanah Haram di mana doa tak tertolak. Untuk itu, sangat penting bagi jamaah haji dan umrah memahami lokasi-lokasi ini, serta menghayati adab dan momen yang tepat dalam memanjatkan doa. Artikel ini akan mengulas secara detail tempat dan waktu mustajab berdoa di Mekkah serta bagaimana sebaiknya berdoa agar semakin dekat dengan ijabah-Nya.
Ka’bah dan Multazam: Pusat Doa yang Diijabah
Ka’bah adalah pusat spiritual umat Islam dan kiblat seluruh ibadah. Tempat ini merupakan lokasi paling utama dalam berdoa. Di antara bagian Ka’bah, ada satu tempat yang sangat istimewa yakni Multazam, yaitu area di antara Hajar Aswad dan pintu Ka’bah. Inilah tempat yang disebut dalam berbagai riwayat sebagai lokasi mustajab doa.
Imam Al-Ghazali menyebutkan, “Apabila engkau berada di Multazam, letakkan dada, wajah dan tanganmu di atas dinding Ka’bah, lalu mohonlah apa pun yang engkau kehendaki.”
Di Multazam, banyak jamaah yang menangis penuh harap, memohon ampun, jodoh, rezeki, dan kebahagiaan dunia akhirat. Waktu terbaik untuk berdoa di sini adalah setelah tawaf, saat suasana hati telah larut dalam dzikir dan syukur. Tak perlu doa yang panjang dan berbahasa Arab—yang penting adalah ketulusan hati dan keyakinan penuh bahwa Allah Maha Mendengar.
Hijir Ismail dan Rukun Yamani
Hijir Ismail atau dikenal juga sebagai “al-Hatim” adalah area setengah lingkaran di sisi utara Ka’bah yang pernah menjadi bagian dari bangunan asli Ka’bah. Tempat ini diyakini sebagai lokasi mustajab karena menjadi tempat tidur Nabi Ismail ‘alaihissalam dan ibundanya, Hajar. Banyak ulama yang menyebut bahwa Hijir Ismail adalah bagian dari Ka’bah, maka shalat dan doa di dalamnya memiliki keutamaan yang sangat besar.
Di sisi lain, Rukun Yamani, yaitu sudut Ka’bah sebelum Hajar Aswad, juga dikenal sebagai tempat Rasulullah ﷺ menyentuhnya saat thawaf tanpa mencium. Beliau menganjurkan doa khusus antara Rukun Yamani dan Hajar Aswad, yaitu:
“Rabbana atina fid-dunya hasanah wa fil-akhirati hasanah wa qina ‘adzaban nar.”
Berdoa di dua tempat ini sangat dianjurkan dengan konsentrasi penuh dan rasa pengharapan tinggi, karena keduanya memiliki nilai sejarah dan spiritual luar biasa.
Bukit Shafa dan Marwah: Doa dalam Sa’i
Shafa dan Marwah bukan sekadar bukit biasa. Kedua tempat ini menjadi saksi perjuangan Hajar dalam mencari air untuk putranya, Ismail. Allah mengabadikan Sa’i sebagai bagian dari rukun umrah dan haji. Maka, setiap langkah di antara dua bukit ini adalah ibadah yang penuh makna.
Rasulullah ﷺ sendiri memulai Sa’i dengan naik ke Bukit Shafa lalu membaca:
“Inna shafa wal-marwata min sya’a’irillah…” (QS. Al-Baqarah: 158)
Setelah itu beliau menghadap Ka’bah dan berdoa panjang sambil mengangkat tangan.
Sa’i menjadi momen refleksi dan pengharapan. Banyak jamaah menjadikan momen ini untuk berdoa tentang kebutuhan hidup, anak keturunan, dan kesabaran dalam ujian. Disarankan untuk memperbanyak doa, dzikir, bahkan membaca Al-Qur’an selama berjalan di antara dua bukit. Doa dalam Sa’i sering kali penuh air mata karena menyentuh makna pengorbanan dan keikhlasan.
Doa Saat Tawaf dan Wukuf
Tawaf mengelilingi Ka’bah tujuh kali bukan hanya ritual gerakan fisik, tapi juga ibadah penuh makna. Di setiap putaran, jamaah bebas untuk berdoa dengan bahasa apa saja, mengingat Allah dan memohon segala keperluan. Tidak ada doa khusus yang wajib dalam setiap putaran, namun disarankan untuk memperbanyak istighfar, salawat, dan doa pribadi.
Salah satu waktu paling utama untuk berdoa dalam thawaf adalah antara Rukun Yamani dan Hajar Aswad, serta di belakang Maqam Ibrahim setelah thawaf selesai.
Sementara itu, wukuf di Arafah adalah puncak dari seluruh ibadah haji. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sebaik-baik doa adalah doa pada hari Arafah.” (HR. Tirmidzi)
Di Arafah, suasana begitu syahdu. Ribuan orang berdoa serentak dengan pakaian ihram, tanpa perbedaan status sosial. Air mata dan pengakuan dosa tumpah di sini. Maka, bagi yang tidak berhaji, disarankan puasa Arafah dan tetap memperbanyak doa agar mendapatkan keberkahan yang sama.
Waktu-Waktu Mustajab Berdoa Selama Ibadah
Selain tempat, ada juga waktu-waktu tertentu yang diyakini sebagai saat terbaik untuk berdoa, antara lain:
Sepertiga malam terakhir
Saat Allah turun ke langit dunia dan mengabulkan permohonan hamba-Nya yang bersungguh-sungguh.
Sebelum dan setelah shalat wajib
Momen di mana hati dalam kondisi khusyuk dan dekat dengan Allah.
Saat hujan turun dan antara adzan dan iqamah
Hari Jumat dan setelah Ashar di hari itu
Hari Arafah dan malam-malam 10 terakhir Dzulhijjah
Menggabungkan tempat mustajab dan waktu mustajab akan menambah kemungkinan doa dikabulkan. Contohnya: berdoa di Multazam pada malam Jumat, atau berdoa di Hijir Ismail setelah shalat tahajud.
Adab Berdoa di Tanah Haram
Tanah Haram adalah tempat yang suci. Maka, ketika berdoa di tempat-tempat mulia seperti Ka’bah, Shafa-Marwah, atau Maqam Ibrahim, seorang Muslim hendaknya menjaga adab dan kesopanan dalam bermunajat, seperti:
Berwudhu dan dalam keadaan bersih
Menghadap kiblat jika memungkinkan
Mengangkat tangan dan bersuara pelan (tidak mengganggu jamaah lain)
Memulai dengan pujian kepada Allah dan shalawat atas Nabi ﷺ
Berdoa dengan penuh harap, tidak terburu-buru, dan menyebut nama-nama Allah (Asmaul Husna)
Mengakhiri doa dengan shalawat dan mengucap “Aamiin”
Jauhi perbuatan yang mengganggu jamaah lain seperti mendorong, berteriak, atau memaksakan diri menyentuh tempat tertentu dengan kasar. Doa yang ikhlas dan lembut lebih berpeluang dikabulkan dibanding doa dengan emosi dan nafsu duniawi.
Kesimpulan
Berdoa di Mekah adalah anugerah besar yang tidak semua orang dapatkan. Tempat-tempat mustajab seperti Multazam, Hijir Ismail, Shafa-Marwah, dan saat wukuf di Arafah adalah momen langka yang harus dimanfaatkan maksimal. Dengan memahami lokasi dan waktu yang utama, serta menjaga adab dalam berdoa, seorang Muslim bisa meraih keberkahan luar biasa dari Tanah Suci. Jadikan setiap detik di Mekah sebagai ladang doa yang penuh harap dan cinta kepada Allah ﷻ. Semoga setiap munajat yang dipanjatkan menjadi sebab turunnya rahmat, hidayah, dan kebahagiaan dunia akhirat.