Niat Thawaf dan Menjaga Kekhusyukan
Thawaf adalah salah satu rukun utama dalam haji dan umrah yang memiliki nilai ibadah sangat tinggi. Dalam thawaf, jamaah mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali putaran dengan hati penuh ketundukan. Sebelum memulai thawaf, niat dalam hati harus diluruskan: bukan sekadar mengikuti prosesi, tapi karena Allah Ta’ala semata.
Selama thawaf, jaga kekhusyukan dan hindari berbicara sia-sia. Hadirkan kesadaran bahwa kita sedang mengelilingi rumah Allah, tempat yang dimuliakan dan disucikan oleh seluruh umat Islam. Inilah momen untuk mendekatkan diri, memperbanyak doa, dan bermuhasabah.
Posisi Memulai Thawaf dari Hajar Aswad
Thawaf dimulai dari posisi sejajar dengan Hajar Aswad. Jamaah disunnahkan menghadap Hajar Aswad, melambaikan tangan kanan seraya mengucapkan:
“Bismillahi Allahu Akbar”
Jika memungkinkan, mencium Hajar Aswad adalah sunnah, namun tidak boleh memaksa hingga menyakiti orang lain.
Putaran dilakukan berlawanan arah jarum jam, dengan Ka’bah berada di sebelah kiri. Tujuh putaran dilakukan tanpa diselingi aktivitas lain, kecuali karena kebutuhan syar’i atau darurat.
Larangan Berbicara dan Bermain Gadget saat Thawaf
Thawaf adalah ibadah yang sakral, sehingga segala bentuk distraksi perlu dihindari. Berbicara tanpa keperluan mendesak, menggunakan ponsel untuk berselfie atau merekam video, serta menjawab panggilan selama thawaf adalah tindakan yang tidak sesuai adab.
Gunakan waktu thawaf untuk berdzikir, membaca doa-doa dari hati, dan merenungkan makna perjalanan ini. Ka’bah bukan tempat pamer atau dokumentasi sosial media, melainkan tempat tunduk total kepada Rabbul ‘Alamin.
Sunnah Berlari Kecil di Tiga Putaran Awal bagi Pria
Dalam thawaf qudum (thawaf saat pertama kali tiba di Mekkah untuk jamaah haji), laki-laki disunnahkan berlari kecil (raml) pada tiga putaran awal. Hal ini meneladani praktik Nabi Muhammad ﷺ saat beliau thawaf setelah Fathu Makkah.
Namun, raml hanya dilakukan jika kondisi memungkinkan dan tidak membahayakan jamaah lain. Dalam situasi padat atau ramai, sikap bijak adalah mengutamakan keselamatan dan ketertiban.
Doa-Doa yang Dibaca Selama Thawaf
Tidak ada doa khusus yang diwajibkan selama thawaf, namun banyak doa-doa yang dianjurkan:
Di antara Rukun Yamani dan Hajar Aswad:
“Rabbanaa aatinaa fid-dunyaa hasanah, wa fil-aakhirati hasanah, wa qinaa ‘adzaaban-naar.”
Doa-doa pribadi dalam bahasa Arab atau bahasa sendiri sangat dianjurkan.
Fokuskan isi doa pada ampunan, keselamatan, dan permohonan kebaikan dunia-akhirat.
Menjaga Adab terhadap Sesama Jamaah
Dalam suasana padat, adab terhadap sesama jamaah adalah kunci. Jangan mendorong, menyela, atau memaksakan diri mencium Hajar Aswad jika bisa membahayakan orang lain. Ingatlah bahwa tidak ada pahala dari ibadah yang mencelakai sesama.
Hormati ruang pribadi jamaah lain, terutama wanita dan orang tua. Dalam kepadatan, tawadhu dan kesabaran adalah bagian dari amal thawaf itu sendiri. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Orang beriman yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya.” (HR. Tirmidzi)