Bagi setiap muslim, menapakkan kaki di kota Mekkah untuk pertama kali adalah momen yang penuh haru dan penghayatan spiritual yang mendalam. Namun, sebagai bentuk ketaatan dan cinta kepada Rasulullah ﷺ, kedatangan ini tidak bisa dilakukan sembarangan. Ada tata cara, adab, dan sunnah yang telah dicontohkan oleh Nabi ﷺ saat memasuki kota suci ini, mulai dari doa saat melihat Ka’bah hingga langkah pertama di Masjidil Haram. Artikel ini membimbing jamaah agar bisa menjalani momen sakral ini sesuai sunnah dan sarat makna.

 

Doa dan Adab Saat Melihat Ka’bah Pertama Kali

Salah satu momen paling menyentuh saat memasuki Mekkah adalah ketika mata kita untuk pertama kalinya melihat Ka’bah. Saat itu, disunnahkan untuk mengangkat tangan dan berdoa, sebab banyak ulama menyebutkan bahwa doa pertama kali melihat Ka’bah tidak tertolak.
Doa yang dianjurkan antara lain:

 

Allahu akbar, Allahu akbar, laa ilaaha illallaah. Allahumma zid haadza al-bayta tasyriifan wa ta’zhiiman wa mahabbatan wa haybatan.

Adab saat melihat Ka’bah pertama kali meliputi menghindari berisik, tidak mengabadikan momen dengan selfie atau video berlebihan, serta memasuki area dengan hati tunduk dan penuh takzim. Momen ini adalah saat yang tepat untuk merenung, meminta ampunan, dan memohon hidayah agar ibadah haji atau umrah diterima serta menjadi awal perubahan hidup.

 

Panduan Thawaf Qudum sebagai Sunnah Nabi ﷺ

Thawaf qudum adalah thawaf yang dilakukan saat pertama kali tiba di Mekkah, khusus bagi mereka yang menunaikan haji ifrad atau qiran, dan dihukumi sunnah muakkadah. Dalam ibadah umrah, thawaf qudum juga menjadi bagian dari thawaf utama. Langkah-langkah thawaf qudum mengikuti sunnah Nabi ﷺ:

  • Memulai dari Hajar Aswad, dengan isyarat tangan sambil membaca: “Bismillah, Allahu Akbar.
  • Lakukan 7 putaran berlawanan arah jarum jam
  • Disunnahkan raml (berjalan cepat dengan langkah pendek) pada 3 putaran pertama bagi laki-laki
  • Idhtiba’ (membuka pundak kanan) selama thawaf berlangsung (bagi pria yang berihram)

 

Setelah selesai thawaf, lanjutkan dengan salat dua rakaat di belakang Maqam Ibrahim jika memungkinkan, lalu minum air zam-zam sambil berdoa. Melakukan thawaf qudum dengan benar adalah bentuk penghormatan kepada Ka’bah dan bukti bahwa ibadah kita mengikuti tuntunan Nabi ﷺ.

 

Langkah Pertama yang Dianjurkan Saat Tiba di Masjidil Haram

Saat jamaah sampai di pelataran Masjidil Haram, langkah pertama yang dianjurkan adalah masuk melalui pintu Babus Salam (jika memungkinkan), sambil membaca doa masuk masjid:
Allahumma iftah li abwaaba rahmatik.” Kemudian, langsung mengarahkan pandangan ke Ka’bah dan memperbanyak dzikir serta doa. Tidak perlu menyapa siapa pun, tidak perlu berfoto atau bersenda gurau. Fokuskan diri pada pengagungan terhadap Baitullah, karena ini adalah pusat kiblat dan tempat paling suci di bumi.

Para ulama menekankan bahwa langkah pertama ini menentukan arah hati kita di Tanah Suci. Maka, niatkan dalam hati: “Ya Allah, aku datang memenuhi panggilan-Mu, hanya untuk-Mu, bukan untuk pujian manusia atau kepuasan duniawi.”

 

Sunnah Nabi ﷺ dalam Memasuki Kota Mekkah

Dalam riwayat shahih disebutkan bahwa Rasulullah ﷺ memasuki Mekkah dengan penuh ketawadhuan, kepala beliau tertunduk, bahkan disebut-sebut hampir menyentuh pelana untanya. Tidak ada sorak sorai, tidak ada kesombongan.

 

Sunnah ini mengajarkan bahwa saat memasuki Mekkah, hendaknya seorang muslim menanggalkan kesombongan dan rasa superioritas. Ini adalah kota yang diberkahi, tempat turunnya wahyu, dan rumah para nabi serta sahabat mulia. Mekkah bukan sekadar kota tujuan, tapi tempat pembersihan jiwa. Maka setiap langkah ke sana hendaknya diawali dengan niat yang tulus, akhlak yang mulia, dan hati yang siap menerima bimbingan Allah.

 

Refleksi Batin Saat Pertama Kali Berada di Tanah Suci

Banyak jamaah yang menangis saat pertama kali menginjakkan kaki di Masjidil Haram. Ini bukan tangisan biasa, melainkan refleksi batin yang muncul dari rasa syukur, rindu, dan kerendahan diri di hadapan Allah. Di antara refleksi yang bisa direnungkan; Betapa kecilnya kita dibandingkan luasnya semesta ciptaan Allah,  Betapa mulianya Allah yang memilih kita datang ke rumah-Nya dan Betapa banyak dosa yang selama ini kita pikul, namun Allah masih membuka pintu ampunan.

 

Tanah Suci adalah tempat yang tepat untuk muhasabah diri secara total. Inilah saatnya meminta perubahan, memohon kekuatan untuk hijrah, dan berjanji dalam hati untuk tidak kembali pada kemaksiatan.

 

Menjaga Kekhusyukan Sepanjang Waktu di Mekkah

Setelah momen kedatangan berlalu, jangan biarkan diri larut dalam euforia. Menjaga kekhusyukan di Mekkah berarti memanfaatkan setiap waktu untuk ibadah, memperbanyak dzikir, shalat sunnah, membaca Al-Qur’an, dan menolong sesama jamaah. Hindari aktivitas yang tidak perlu seperti berdebat, membuang waktu di toko, atau sekadar berswafoto di tempat-tempat ikonik. Tanyakan pada diri sendiri: ‘Apakah waktuku di tempat sesuci ini benar-benar aku manfaatkan untuk mendekat pada Allah?’

Allah berfirman dalam QS. Al-Baqarah ayat 125:
“Dan jadikanlah sebagian maqam Ibrahim tempat salat. Dan Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: ‘Bersihkan rumah-Ku bagi orang-orang yang tawaf, i’tikaf, ruku’, dan sujud.’”