Ibadah haji adalah puncak perjalanan spiritual seorang Muslim yang sarat dengan simbol dan makna mendalam. Salah satu rangkaian penting dalam haji adalah tahallul, yakni proses mencukur atau memotong rambut sebagai tanda keluarnya seseorang dari larangan ihram. Meski terlihat sederhana, tahallul memiliki kedudukan signifikan dalam menyempurnakan ibadah haji. Pemahaman yang benar mengenai tata cara dan hikmah tahallul dapat membantu jamaah melaksanakan ibadah secara sah dan penuh makna, sekaligus memperoleh keutamaan dan pahala yang besar.

 

Apa Itu Tahallul dan Mengapa Ia Penting dalam Haji

Tahallul berasal dari kata halal, yang berarti kembali menjadi halal. Dalam konteks haji, tahallul berarti kembalinya jamaah pada keadaan normal, di mana larangan-larangan ihram seperti memakai wewangian, memotong kuku, atau berhubungan suami-istri menjadi diperbolehkan kembali.

 

Dalam pelaksanaan ibadah haji, tahallul merupakan rukun dan syarat sah untuk keluar dari kondisi ihram. Tanpa melaksanakan tahallul, ibadah haji seseorang belum sempurna dan ia tetap berada dalam larangan-larangan ihram.

 

Terdapat dua jenis tahallul: Tahallul Awal dan Tahallul Tsani. Tahallul Awal dilakukan setelah dua dari tiga amal utama (melontar jumrah, menyembelih hewan, mencukur rambut). Sedangkan Tahallul Tsani dilakukan setelah ketiganya selesai. Tahallul bukan sekadar simbol fisik, melainkan juga tanda spiritual bahwa seseorang telah menyelesaikan ujian kesabaran dan kepatuhan dalam ihram, dan kini siap kembali menjalani kehidupan dengan semangat baru.

 

Tata Cara Melaksanakan Tahallul dengan Benar

Pelaksanaan tahallul dilakukan dengan cara mencukur habis rambut kepala (bagi laki-laki) atau memotong sebagian rambut (bagi perempuan). Rasulullah SAW mendoakan tiga kali keberkahan bagi orang yang mencukur rambut, dan sekali bagi yang memendekkan, menunjukkan keutamaan mencukur rambut secara tuntas.

 

Tahallul dilakukan setelah menyelesaikan amalan pada tanggal 10 Zulhijah: melontar jumrah Aqabah, menyembelih hewan kurban (bagi yang wajib), dan mencukur rambut. Dua dari tiga amalan ini sudah cukup untuk melakukan Tahallul Awal.

 

Bagi perempuan, cukup dengan memotong sedikit ujung rambut sepanjang satu ruas jari, yang dilakukan secara merata dari bagian-bagian kepala. Proses ini bisa dilakukan sendiri atau dibantu oleh petugas wanita.

 

Setelah tahallul pertama, sebagian larangan ihram menjadi gugur, kecuali hubungan suami istri. Tahallul kedua menyempurnakan semua larangan yang tersisa.

 

Hikmah di Balik Tahallul dalam Menyempurnakan Ibadah Haji

Secara spiritual, tahallul melambangkan pembersihan diri dan kerendahan hati. Ketika seseorang rela mencukur rambutnya, ia sedang meninggalkan keangkuhan dan kecintaan pada penampilan, sebagai bentuk penyerahan total kepada Allah SWT. Tahallul juga mengajarkan kesetaraan, karena semua jamaah—baik kaya maupun miskin—melaksanakan tindakan yang sama sebagai simbol ketaatan dan penyucian.

 

Secara psikologis, proses mencukur rambut bisa dimaknai sebagai awal baru—seperti bayi yang baru lahir. Hal ini selaras dengan makna haji sebagai jalan menuju pengampunan dan pembaruan hidup spiritual. Rasa lega dan syukur setelah tahallul menandai keberhasilan menjalani tahapan berat dalam haji, seperti wukuf di Arafah dan mabit di Muzdalifah dan Mina.
Dengan demikian, tahallul bukan hanya rutinitas ritual, tapi menjadi penutup yang penuh makna dari fase ibadah yang sangat agung.

 

Doa yang Dianjurkan Setelah Tahallul

Meskipun tidak ada doa khusus yang secara eksplisit dicontohkan Nabi SAW untuk dibaca saat tahallul, para ulama menganjurkan untuk membaca doa-doa syukur dan memohon penerimaan ibadah.

Contoh doa yang bisa dibaca:

اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ مِنِّي وَارْحَمْنِي، وَاجْعَلْنِي مِنَ الْمَبْرُورِينَ
Artinya: “Ya Allah, terimalah (haji) dariku, rahmatilah aku, dan jadikanlah aku termasuk haji yang mabrur.” Atau bisa juga membaca doa “Alhamdulillah alladzi ballagani hadzal mawsim” –
Artinya: segala puji bagi Allah yang telah menyampaikanku ke musim (haji) ini. Jamaah juga disarankan untuk memperbanyak istighfar dan zikir, karena tahallul adalah waktu yang mustajab untuk doa.

 

Membaca shalawat dan memohon kepada Allah agar menerima seluruh rangkaian ibadah haji juga sangat dianjurkan sebagai bentuk penutup spiritual.

 

Keutamaan dan Pahala yang Didapat dari Melaksanakan Tahallul

Melaksanakan tahallul sesuai sunnah akan memperkuat kesempurnaan ibadah haji seseorang. Rasulullah SAW sangat menekankan amalan mencukur rambut sebagai bentuk kerendahan diri yang diberi ganjaran besar. Dalam hadits, Nabi SAW bersabda: “Ya Allah, ampunilah orang-orang yang mencukur rambut mereka.” Sahabat bertanya, “Bagaimana dengan yang memendekkan rambutnya?” Nabi menjawab, “Dan (ampunilah) juga orang yang memendekkan rambutnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

 

Tahallul juga memberikan pembebasan dari larangan ihram, yang artinya seseorang kini bisa kembali menjalani kehidupan dengan lebih leluasa, namun tetap dalam semangat spiritual yang tinggi. Secara simbolis, tahallul adalah pertanda bahwa seorang Muslim telah meninggalkan masa lalu dan kembali ke fitrah, seperti bayi yang baru dilahirkan. Dengan memahami keutamaan ini, jamaah dapat melaksanakan tahallul dengan penuh kesadaran dan penghayatan terhadap makna spiritual yang terkandung di dalamnya.

 

Kesimpulan

Tahallul bukan hanya bagian dari teknis pelaksanaan haji, tetapi juga ritual yang penuh makna spiritual. Melaksanakannya dengan benar, disertai doa dan keikhlasan, akan menambah kesempurnaan ibadah dan membuka pintu pahala yang luas. Dalam kerangka ibadah haji secara keseluruhan, tahallul menjadi penanda transisi suci menuju kesucian jiwa dan hidup yang lebih bermakna.