Di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, setiap detik memiliki nilai yang tak ternilai. Waktu-waktu antara shalat bukanlah jeda yang kosong, melainkan ruang yang penuh keberkahan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Banyak jamaah yang mungkin lelah setelah shalat dan memilih untuk berbincang atau bahkan tidur. Padahal, justru di saat-saat tenang antara dua shalat inilah tersimpan keutamaan besar yang sering kali terabaikan. Artikel ini akan membahas bagaimana memanfaatkan waktu tersebut dengan dzikir, doa, dan amalan spiritual lain yang dianjurkan dalam syariat.
Keutamaan Waktu Antara Dua Shalat di Masjidil Haram
Waktu antara dua shalat, khususnya di Masjidil Haram, adalah salah satu momen yang diliputi keberkahan. Tidak hanya karena berada di tempat paling suci di muka bumi, tapi juga karena suasana hati jamaah yang tengah khusyuk dan tenang. Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa orang yang duduk di masjid menunggu shalat berikutnya dihitung seperti sedang berada dalam keadaan shalat (HR. Bukhari dan Muslim). Ini menunjukkan betapa besar pahala menanti shalat dengan sikap penuh adab dan kesungguhan.
Lebih dari itu, suasana spiritual di Masjidil Haram membawa ketenangan batin. Jamaah dikelilingi suara lantunan Al-Qur’an, dzikir jamaah lain, dan adzan yang menggema. Waktu-waktu seperti ini sangat tepat untuk memperbanyak istighfar, tasbih, tahmid, dan tahlil, sebagai bentuk rasa syukur dan penghambaan yang dalam.
Menunggu shalat dengan diam penuh dzikir adalah tanda keimanan. Bukan hanya tubuh yang duduk di masjid, tapi hati yang terpaut pada Allah SWT. Ini adalah salah satu ciri orang yang mencintai rumah Allah, dan balasannya adalah naungan Allah di hari kiamat.
Karena itu, jangan sia-siakan momen di antara dua shalat. Duduklah dengan tenang, berzikir, membaca Al-Qur’an, atau merenungi makna ibadah yang telah dilakukan.
Dzikir-Dzikir yang Dianjurkan Setelah Shalat
Setelah salam, jangan langsung beranjak. Sebab, waktu sesudah shalat adalah momen paling mustajab untuk berdzikir. Rasulullah SAW mencontohkan dzikir-dzikir yang sederhana namun penuh makna, seperti:
- Membaca Astaghfirullah tiga kali
- Membaca Allahumma antas-salaam… (doa penutup shalat)
- Membaca Subhanallah 33 kali, Alhamdulillah 33 kali, dan Allahu Akbar 34 kali
- Ditutup dengan Laa ilaaha illallah wahdahu laa syariikalah…
Dzikir ini tidak memerlukan tenaga besar atau hafalan panjang, tapi efeknya luar biasa untuk menenangkan hati dan menambah pahala. Bahkan, dzikir setelah shalat ini juga disebut sebagai penghapus dosa-dosa kecil, sesuai dengan riwayat shahih.
Selain itu, bisa juga diselingi dengan dzikir harian seperti hasbunallahu wa ni’mal wakil, laa hawla wa laa quwwata illa billah, atau shalawat kepada Nabi SAW. Lakukan dengan perlahan dan penuh penghayatan, bukan sekadar rutinitas bibir.
Menjadikan dzikir sebagai bagian dari rutinitas pasca-shalat akan menjadikan hati lebih tenang, pikiran lebih jernih, dan jiwa lebih siap menyambut panggilan ibadah berikutnya.
Membaca Al-Qur’an sebagai Amalan Penutup Shalat
Setelah berdzikir, membaca Al-Qur’an adalah amalan yang sangat dianjurkan di waktu antara dua shalat. Rasulullah SAW bersabda, “Sebaik-baik kalian adalah yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari). Membaca beberapa ayat atau satu surah dengan penghayatan jauh lebih bernilai daripada banyak bacaan tanpa pemahaman.
Di Masjidil Haram, tersedia banyak mushaf yang bisa digunakan. Pilihlah tempat yang nyaman, buka lembaran Al-Qur’an, dan bacalah dengan tartil. Jangan terburu-buru menyelesaikan satu juz, melainkan fokus pada pemahaman dan kehadiran hati.
Jika memungkinkan, bacalah surah-surah yang disukai Rasulullah seperti Surah Al-Mulk, Al-Waqi’ah, atau Yasin. Surah-surah ini memiliki banyak keutamaan, terutama jika dibaca secara rutin.
Dengan membaca Al-Qur’an, waktu antara dua shalat menjadi lebih bermakna. Selain memperkuat hubungan dengan Allah, juga menjadi penyejuk hati dan penenang jiwa yang luar biasa.
Doa Mustajab di Waktu Tenang Sebelum Adzan
Selain dzikir dan membaca Al-Qur’an, waktu tenang menjelang adzan juga termasuk momen mustajab untuk berdoa. Banyak ulama menyebut bahwa salah satu waktu dikabulkannya doa adalah antara adzan dan iqamah, serta di saat-saat sunyi menjelang waktu shalat.
Gunakan waktu ini untuk menyampaikan segala harapan dan keluh kesah kepada Allah SWT. Mintalah ampunan, hidayah, kesehatan, perlindungan keluarga, dan kemudahan hidup di dunia maupun akhirat. Jangan lupa mendoakan orang tua, guru, saudara, dan kaum Muslimin secara umum.
Berdoalah dengan suara pelan, dalam kondisi hati yang tenang dan pasrah. Tidak perlu kata-kata indah, cukup ungkapan jujur yang lahir dari lubuk hati terdalam. Karena doa yang tulus itulah yang paling didengar oleh Allah.
Jangan ragu mengulang-ulang doa yang sama setiap waktu. Allah tidak pernah bosan mendengar hamba-Nya, bahkan semakin hamba itu sering meminta, semakin Allah menyukainya.
Menjaga Kesungguhan dalam Menanti Shalat Berikutnya
Menanti shalat berikutnya dengan penuh kesungguhan adalah tanda keteguhan iman dan cinta kepada ibadah. Rasulullah SAW menyebut orang seperti ini sebagai bagian dari golongan yang mendapatkan pahala besar, bahkan dicatat terus dalam keadaan shalat selama dia duduk menunggu shalat berikutnya (HR. Muslim).
Ini bukan hanya duduk secara fisik, tapi menjaga sikap, ucapan, dan pikiran agar tetap terjaga dari hal sia-sia. Hindari mengisi waktu dengan obrolan kosong, bersenda gurau berlebihan, atau bermain gawai tanpa manfaat.
Sebaliknya, isi waktu dengan merenung, mengingat nikmat Allah, atau menyusun niat untuk ibadah berikutnya. Bagi jamaah yang sedang umrah, momen ini juga bisa digunakan untuk memperbaiki niat dan fokus ibadah agar tidak hanya sekadar ritual.
Menjaga kesungguhan seperti ini akan membentuk pribadi yang disiplin dalam ibadah dan lebih siap menerima siraman spiritual dalam setiap shalat.
Penutup
Memanfaatkan waktu antara dua shalat dengan dzikir, doa, dan membaca Al-Qur’an adalah bagian penting dalam menjaga ruh ibadah tetap hidup di Tanah Suci. Jangan biarkan waktu yang sangat berharga itu berlalu tanpa makna. Jadikan momen tersebut sebagai sarana memperdalam keimanan dan meraih kedekatan dengan Allah SWT.