Menjalankan ibadah umrah merupakan impian banyak keluarga Muslim. Tak sedikit orang tua yang ingin mengajak serta anak-anak mereka agar sejak kecil mengenal dan merasakan kesucian Tanah Haram. Namun, membawa anak saat umrah tentu bukan perkara mudah. Dibutuhkan persiapan fisik, mental, serta strategi agar perjalanan ibadah tetap berjalan lancar tanpa mengorbankan kenyamanan anak maupun kekhusyukan orang tua. Artikel ini menyajikan panduan lengkap, mulai dari persiapan hingga pelaksanaan, agar umrah bersama anak menjadi pengalaman spiritual yang menyenangkan dan penuh berkah.
Umrah Bersama Anak: Persiapan Mental dan Fisik
Sebelum berangkat umrah bersama anak, persiapan mental dan fisik harus menjadi prioritas utama. Orang tua harus menyadari bahwa ritme ibadah akan berbeda ketika membawa anak, apalagi jika usianya masih di bawah 10 tahun. Harapan untuk bisa menjalankan semua ibadah dengan sempurna mungkin harus disesuaikan dengan kondisi anak di lapangan.
Persiapan mental bagi orang tua meliputi kesiapan untuk lebih sabar, fleksibel, dan tidak mudah terpancing emosi jika anak rewel, lelah, atau tidak kooperatif. Sedangkan bagi anak, persiapan bisa dilakukan dengan mengenalkan mereka pada konsep umrah melalui cerita, video, atau buku anak Islami.
Fisik anak juga harus disiapkan dengan baik. Pastikan kondisi kesehatannya prima, serta terbiasa berjalan kaki agar tidak terlalu kaget dengan aktivitas ibadah seperti tawaf dan sa’i. Bila perlu, latih anak dengan berjalan santai beberapa hari sebelum keberangkatan.
Jangan lupa berkonsultasi dengan dokter anak untuk memastikan bahwa si kecil siap bepergian jauh, serta membawa perlengkapan kesehatan pribadi seperti obat-obatan, vitamin, dan pelembap kulit agar anak tetap nyaman selama perjalanan.
Memilih Waktu dan Rute yang Ramah Anak
Waktu keberangkatan sangat menentukan kenyamanan anak. Hindari musim puncak seperti liburan sekolah atau Ramadhan jika memungkinkan, karena pada masa itu, jumlah jamaah membludak dan membuat suasana menjadi padat serta melelahkan. Pilih waktu low season agar anak lebih leluasa bergerak dan tidak terlalu stres dengan kerumunan.
Selain itu, pilih rute perjalanan yang lebih bersahabat bagi anak. Misalnya, penerbangan langsung tanpa transit panjang sangat membantu menghindari kelelahan berlebih. Jika menggunakan travel umrah, pastikan mereka memiliki fasilitas dan jadwal ramah keluarga, seperti hotel dekat masjid dan itinerary yang tidak terlalu padat.
Selama di Makkah dan Madinah, perhatikan waktu-waktu strategis untuk mengunjungi Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Hindari jam-jam padat seperti menjelang shalat Jumat atau malam akhir pekan. Ajak anak ke masjid lebih awal agar tidak terburu-buru dan tetap dalam keadaan tenang.
Perhatikan pula suhu udara saat keluar. Anak-anak lebih sensitif terhadap panas ekstrem, jadi pastikan mereka mengenakan pakaian yang nyaman, topi atau payung, serta membawa air minum yang cukup.
Mengajarkan Anak Makna Umrah Sejak Dini
Mengajak anak umrah bukan sekadar membawa mereka ke Tanah Suci, tetapi juga menjadi kesempatan emas untuk menanamkan nilai-nilai keislaman sejak dini. Bahkan di usia balita sekalipun, suasana spiritual dan kebersamaan keluarga dalam ibadah akan membekas dalam ingatan mereka.
Orang tua bisa mulai dengan menjelaskan secara sederhana makna umrah. Misalnya, bahwa umrah adalah “perjalanan untuk mendekat kepada Allah” dan bahwa Ka’bah adalah rumah Allah yang sangat istimewa. Gunakan bahasa yang ringan dan ilustrasi menarik agar anak tertarik dan memahami.
Libatkan anak dalam setiap aktivitas ibadah sesuai kemampuannya. Saat tawaf, ajak mereka berjalan pelan sambil berdzikir bersama. Saat sa’i, jadikan aktivitas itu sebagai permainan “berlari kecil dari Bukit Shafa ke Marwah seperti Siti Hajar.” Dengan pendekatan cerita, anak-anak lebih mudah memahami dan menikmatinya.
Mengajarkan doa pendek dan arti di balik setiap rukun umrah juga dapat membangun rasa cinta anak kepada Allah dan Rasul-Nya. Tumbuhkan rasa syukur karena mereka telah diberi kesempatan langka yang tidak semua anak bisa alami.
Menjaga Keselamatan Anak di Tengah Jamaah
Keselamatan anak adalah prioritas mutlak saat berada di Tanah Suci yang penuh sesak oleh jamaah dari seluruh dunia. Orang tua harus ekstra waspada karena satu detik kelengahan bisa membuat anak terlepas dari pengawasan, terutama di area Masjidil Haram atau Masjid Nabawi yang sangat luas dan padat.
Pastikan anak selalu mengenakan identitas seperti gelang atau kalung berisi nama lengkap, nama orang tua, nomor telepon, dan nama hotel. Jika memungkinkan, kenakan pakaian dengan warna mencolok agar anak mudah dikenali dari kejauhan.
Gunakan stroller (kereta dorong) untuk anak kecil yang belum kuat berjalan jauh, namun pastikan penggunaannya diperbolehkan di area yang akan dikunjungi. Beberapa area masjid melarang stroller masuk, jadi penting untuk mengetahui aturan lokal.
Selalu pegang tangan anak, terutama saat antre, thawaf, atau keluar masuk masjid. Ajarkan anak untuk tidak berjalan sendiri dan segera memanggil petugas jika terpisah dari orang tua. Siapkan juga titik temu yang disepakati jika sewaktu-waktu terpisah.
Pahala Besar Orang Tua yang Sabar
Membawa anak saat umrah memang menuntut kesabaran ekstra. Namun justru di situlah nilai ibadah meningkat. Allah melihat setiap pengorbanan, setiap langkah yang berat, dan setiap tetes keringat yang dikeluarkan demi menjaga amanah-Nya. Rasulullah ﷺ bersabda: “Tidaklah seorang Muslim ditimpa kelelahan, penyakit, kesedihan, atau gangguan, bahkan duri yang menusuknya, melainkan akan Allah hapuskan sebagian dosanya karenanya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Kesabaran orang tua dalam mendidik anak, termasuk saat umrah, adalah bentuk ibadah tersendiri. Meski tidak bisa beribadah sebanyak jamaah lain, kesabaran menjaga anak dengan niat karena Allah tetap dicatat sebagai amal yang besar di sisi-Nya.
Justru dengan membawa anak, orang tua belajar untuk lebih ikhlas, lebih fleksibel, dan lebih memahami makna ibadah dalam bentuk yang lain. Di balik kerepotan, ada pahala yang tidak ternilai, terutama jika niatnya adalah memperkenalkan agama sejak dini kepada buah hati.
Allah Maha Adil. Setiap orang tua yang berusaha sebaik mungkin, meski hanya sempat shalat di belakang masjid karena menjaga anak tidur, tetap diberi pahala seperti jamaah lain yang shalat di shaf terdepan, selama niat dan usahanya tulus.
Penutup
Mengajak anak umrah adalah perjalanan spiritual yang penuh tantangan, tetapi juga sarat makna dan pahala. Dengan persiapan yang matang, pemilihan waktu yang tepat, pendekatan yang edukatif, serta kesabaran dalam setiap langkah, umrah bersama anak bisa menjadi pengalaman tak terlupakan bagi seluruh keluarga. Jangan jadikan kerepotan sebagai penghalang, tetapi sebagai ladang pahala yang luas. Karena sejatinya, mengajarkan anak mencintai Allah dan rumah-Nya adalah investasi ibadah sepanjang hayat.