Sebanyak 45 jamaah umrah resmi diberangkatkan ke Tanah Suci oleh PT Naffar Perdana Wisata (Naffar Tour). Keberangkatan ini merupakan bagian dari program perjalanan umrah reguler yang akan berlangsung pada 4 hingga 12 Agustus 2025.

Sebagai penyelenggara perjalanan ibadah umrah, Naffar Tour kembali menunjukkan komitmennya dalam memberikan layanan yang profesional, amanah, dan terjangkau untuk semua kalangan. Tidak hanya bagi mereka yang mampu secara finansial, tetapi juga bagi siapa pun yang memiliki keinginan dan niat yang tulus.

 

Kisah Perjalanan yang Menginspirasi
Dalam rombongan kali ini, terdapat sosok-sosok dengan kisah hidup yang menggugah hati. Mereka menjadi simbol harapan bahwa perjalanan ke Tanah Suci bisa menjadi nyata bagi siapa saja—termasuk mereka yang tidak pernah membayangkan sebelumnya.

Salah satu di antaranya adalah pria yang akrab disapa Bang Tengik, seorang mantan preman yang kini telah bertransformasi total. Ia kini aktif dalam kegiatan keagamaan dan dikenal karena ketulusan serta perubahan sikapnya yang menginspirasi banyak orang. Perjalanan umrahnya bukan dibiayai sendiri, melainkan merupakan hadiah dari orang-orang baik dan mitra yang tersentuh oleh perjuangan hidup dan keikhlasan hatinya.

Begitu pula dengan Pak Slamet, seorang pemulung yang telah bertahun-tahun hidup sederhana dan penuh perjuangan. Walau semula ia menyisihkan sedikit demi sedikit penghasilan dari memulung, keberangkatannya kali ini justru menjadi kejutan tak terduga: orang-orang baik dan mitra perjalanan menghadiahkan tiket umrah sebagai bentuk penghargaan atas ketekunan dan niat ibadahnya yang tulus.

Keduanya diberangkatkan bersama jamaah lain dengan penuh hormat, tanpa ada perbedaan perlakuan. Seragam yang sama, fasilitas yang setara, serta dukungan moral dan spiritual dari tim pendamping menegaskan bahwa umrah adalah milik semua umat, tanpa memandang latar belakang atau status sosial.

Perjalanan yang Mengubah Hidup
“Saya ingin menebus masa lalu saya. Saya ingin minta ampun langsung di depan Ka’bah,” ucap Bang Tengik lirih. Hijrahnya bukan hanya soal penampilan luar, tetapi tentang perubahan hati dan upaya memperbaiki diri.

Pak Slamet pun mengungkapkan rasa syukurnya. “Saya enggak nyangka, ternyata Allah kasih jalan lewat orang-orang baik. Terima kasih untuk semua yang bantu, semoga dibalas Allah,” katanya dengan mata berkaca-kaca.

Kisah mereka membuktikan bahwa keikhlasan dan perjuangan tidak pernah sia-sia. Di balik keberangkatan ini ada kisah tentang doa-doa panjang, air mata, dan pengharapan yang akhirnya terjawab.

Lebih dari Sekadar Perjalanan
Naffar Tour tidak hanya menjadi penyedia jasa perjalanan, tapi juga teman spiritual bagi para jamaah. Seluruh layanan—mulai dari manasik, penginapan, bimbingan ibadah, hingga pendampingan di Tanah Suci—disiapkan secara matang demi kenyamanan dan kekhusyukan ibadah.

Para jamaah pun merasa dihargai dan diperlakukan setara, tanpa sekat. Perjalanan ini bukan hanya tentang pergi ke Tanah Suci, tetapi juga tentang mendekatkan diri kepada Allah, memperbaiki diri, dan membuka lembaran baru dalam hidup.

Rombongan dijadwalkan kembali ke Indonesia pada 12 Agustus 2025. Naffar Tour mengajak seluruh keluarga untuk terus mendoakan keselamatan dan kelancaran ibadah para jamaah hingga kembali ke Tanah Air.

Keberangkatan ini menjadi pengingat bagi kita semua bahwa umrah adalah perjalanan hati. Bahwa ketika niat tulus bertemu dengan takdir yang indah, maka Allah akan kirimkan jalan—kadang lewat tangan-tangan orang baik yang tak pernah kita sangka.