Ibadah umrah bukan sekadar perjalanan religi, melainkan ritual sakral yang penuh limpahan pahala dan hikmah spiritual. Bagi umat Islam, umrah menjadi kesempatan mendekatkan diri kepada Allah di Baitullah, memperbaiki diri, dan menjemput keberkahan hidup. Dalam berbagai ceramahnya, Ustadz Abdul Somad (UAS) menjelaskan secara mendalam tentang keutamaan umrah—dari sisi ampunan dosa hingga kaitannya dengan rezeki dan hidayah. Artikel ini menguraikan tausiyah UAS yang menguatkan semangat berumrah bukan hanya karena kemampuan finansial, tapi juga sebagai wujud cinta kepada Allah.
UAS Menjelaskan Pahala dan Hikmah di Balik Ibadah Umrah
UAS memulai penjelasannya dengan mengutip hadis shahih tentang keutamaan umrah,
“Antara satu umrah ke umrah lainnya menjadi penghapus dosa-dosa di antara keduanya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Menurut beliau, umrah adalah pembersih jiwa dan penyegar ruhani. Setiap langkah dari ihram, thawaf, hingga tahallul adalah ibadah yang menghapus beban dosa selama seseorang menjalankannya dengan ikhlas dan sesuai tuntunan. Umrah juga mendidik ketundukan, kesabaran, dan kerendahan hati di hadapan Allah.
Lebih dari itu, UAS menekankan bahwa umrah tidak hanya menghapus dosa, tapi juga meninggalkan kesan spiritual yang dalam jika dilakukan dengan niat yang benar dan hati yang hadir.
Hubungan antara Umrah dan Keberkahan Rezeki
Salah satu poin menarik dari tausiyah UAS adalah hubungan antara ibadah umrah dan rezeki. UAS menyebutkan bahwa umrah, selain bentuk ibadah, juga menjadi magnet keberkahan bagi hidup seseorang.
“Orang yang berangkat umrah dengan harta halal, lalu kembali dengan taubat, maka rezekinya dibuka oleh Allah, karena dia membawa pulang ruh yang bersih,” ujar UAS dalam salah satu ceramahnya.
Beliau menyampaikan bahwa saat hati bersih dan jiwa ringan setelah umrah, seseorang lebih mudah bersyukur, bekerja dengan tenang, dan berinteraksi dengan lebih ikhlas. Inilah yang menjadi pintu rezeki—bukan hanya uang, tapi juga ketenangan, kesehatan, dan keluarga yang sakinah.
Umrah sebagai Penggugur Dosa dan Pembuka Jalan Haji
UAS menjelaskan bahwa umrah bukan hanya ibadah mandiri, tetapi bisa menjadi pembuka jalan untuk haji. Banyak jamaah yang awalnya hanya mampu umrah, lalu akhirnya dimudahkan berhaji setelahnya. Bahkan, niat baik untuk berumrah pun bisa menjadi sebab Allah membuka pintu-pintu kebaikan lainnya.
“Kalau ingin diundang Allah ke rumah-Nya untuk haji, datangilah lebih dulu lewat umrah. Niatkan umrah sebagai awal taubat dan persiapan ruhani,” jelas UAS.
Umrah juga memperkuat kesiapan fisik dan mental sebelum berhaji, terutama bagi yang belum pernah ke Tanah Suci. Ia menjadi latihan ketaatan, pengingat akhirat, dan sarana mengasah tawakal dalam safar.
Dalil-Dalil yang Dikutip dari Hadis dan Pendapat Ulama
Dalam ceramah-ceramahnya, UAS banyak merujuk pada hadis Nabi dan pendapat ulama besar mengenai keutamaan umrah. Salah satu hadis yang sering beliau kutip:
“Umrah di bulan Ramadhan setara dengan haji bersama Rasulullah.” (HR. Bukhari)
UAS juga mengutip pendapat Imam Nawawi, bahwa keutamaan umrah terletak pada pelaksanaannya yang penuh keikhlasan, bukan semata-mata banyaknya kunjungan. Karena itu, umrah yang diterima adalah yang disertai dengan perubahan akhlak dan peningkatan ibadah setelah pulang ke tanah air.
Beliau juga menegaskan bahwa dalil-dalil ini bukan hanya dibaca, tapi dijadikan pendorong amal. Mengetahui keutamaan saja tidak cukup jika tidak dibarengi semangat menghidupkannya dalam hidup.
Tips dari UAS agar Umrah Tidak Sia-Sia
UAS mengingatkan bahwa tidak semua orang yang berangkat umrah pulang dengan manfaat spiritual. Banyak yang terjebak dalam euforia ziarah, tapi lupa pada hakikat ibadah. Karena itu, UAS memberikan beberapa tips agar umrah tidak sia-sia:
- Perbaiki niat sejak awal – jangan hanya karena gengsi, foto-foto, atau liburan.
- Pelajari manasik dengan baik – agar ibadah sah dan khusyuk.
- Kurangi dokumentasi berlebihan – lebih fokus pada dzikir dan doa.
- Pilih momen pribadi untuk mendekatkan diri pada Allah – terutama di Multazam, Hijr Ismail, dan Raudhah.
- Istikamah setelah pulang – jaga ruh umrah dalam ibadah harian.
UAS menekankan:
“Kalau umrah hanya menjadi catatan paspor, maka ia akan hilang bersama waktu. Tapi kalau menjadi catatan ruhani, maka ia akan terus menghidupkan hati.”
Umrah sebagai Simbol Pertaubatan dan Awal Hidup Baru
Bagi UAS, umrah adalah simbol transformasi. Ia menjadi momentum untuk membuka lembaran baru, melepaskan beban dosa, dan mengukir tekad baru untuk hidup lebih bersih.
Banyak kisah jamaah yang menangis saat thawaf, tersungkur di Hijr Ismail, atau bermunajat di depan Ka’bah. Semua itu adalah tanda bahwa umrah benar-benar menyentuh kalbu. UAS mengajak agar momen itu tidak berlalu begitu saja.
“Bawalah ruh umrah pulang ke rumah. Jangan tinggalkan Ka’bah hanya sebagai tempat yang jauh, tapi hadirkan dalam salat, akhlak, dan kesabaran sehari-hari,” pesan beliau.
Umrah, menurut UAS, bukan sekadar “ibadah sunnah”, tapi perjalanan besar menuju Allah yang bisa mengubah arah hidup seseorang. Ia menjadi bukti bahwa taubat itu mungkin dan perubahan itu nyata.